widget

Sabtu, 06 Oktober 2012

Cerita absurd Penari Opening PON




Event nasional mempertemukan kita, berawal dari Lapangan Pancasila, aku anak SMALA, kamu anak SMANSA.
Kita beda, kita tak saling menyapa, kita tak saling mengenal, sampai akhirnya ku tak sengaja melihatmu dan kau pun begitu, kita saling bertatap mata, ku merasakan pandangan itu, semakin dalam dan dalam, tanpa sadar kau sudah mengalihkan pandanganmu, namun ku masih terbuai oleh indahnya mata sipitmu, ku lihat wajahmu, begitu bersinar lembut hangatkan hatiku, ku perhatikan gerak tarimu, begitu lincahnya tubuhmu, ku pandang dirimu dari ujung ke ujung, baru kusadari, ada orang seindah dirimu.

Semenjak saat ku sering melihatmu, memerhatikanmu, dan bahkan memata-mataimu. Disetiap kesempatan ku mencari informasi tentang dirimu, misal namamu, kapan ultahmu, siapa pacarmu, fbmu, twittermu, sampai nomor telfonmu, ku luangkan waktuku untuk mengetahui semua itu. Ku terlalu penasaran, rasa penasaran itu memberiku kekuatan, untuk mencintaimu dari kegelapan.
Cintaku makin tak tentu arah, bagai seekor semut yang kesulitan mencari cahaya dari setumpuk jerami, tak paham apa yang tersirat dihatiku, apa ini namanya cinta?
Selama latihan, dirimu penyemangatku, walaupun dirimu cuek, tak peduli, tapi (mungkin) dirimu tau ku sering memperhatikanmu, kurasa dirimu peka terhadap semuanya, sungguh lelaki yang sempurna.
Tiba saatnya hari H telah datang, ending yang buruk dari semua ending di dunia yang pernah kutau, yap tak ada salam, tak ada jabat tangan, tak ada kata "hai", udah gitu aja. Ternyata penantian ini tak terbalaskan, ternyata penasaran ini tak membuahkan hasil, tetap sama sejak awal, tetap aku dan kamu, bukan "KITA"

Inspirasi : Anjelina Rulan Sari

Multi-Colored Light Pointer