Event nasional mempertemukan kita, berawal dari Lapangan
Pancasila, aku anak SMALA, kamu anak SMANSA.
Kita beda, kita tak saling menyapa, kita tak saling
mengenal, sampai akhirnya ku tak sengaja melihatmu dan kau pun begitu, kita
saling bertatap mata, ku merasakan pandangan itu, semakin dalam dan dalam,
tanpa sadar kau sudah mengalihkan pandanganmu, namun ku masih terbuai oleh
indahnya mata sipitmu, ku lihat wajahmu, begitu bersinar lembut hangatkan
hatiku, ku perhatikan gerak tarimu, begitu lincahnya tubuhmu, ku pandang dirimu
dari ujung ke ujung, baru kusadari, ada orang seindah dirimu.
Semenjak saat ku sering melihatmu, memerhatikanmu, dan
bahkan memata-mataimu. Disetiap kesempatan ku mencari informasi tentang dirimu,
misal namamu, kapan ultahmu, siapa pacarmu, fbmu, twittermu, sampai nomor
telfonmu, ku luangkan waktuku untuk mengetahui semua itu. Ku terlalu penasaran,
rasa penasaran itu memberiku kekuatan, untuk mencintaimu dari kegelapan.
Cintaku makin tak tentu arah, bagai seekor semut yang
kesulitan mencari cahaya dari setumpuk jerami, tak paham apa yang tersirat
dihatiku, apa ini namanya cinta?
Selama latihan, dirimu penyemangatku, walaupun dirimu cuek,
tak peduli, tapi (mungkin) dirimu tau ku sering memperhatikanmu, kurasa dirimu
peka terhadap semuanya, sungguh lelaki yang sempurna.
Tiba saatnya hari H telah datang, ending yang buruk dari
semua ending di dunia yang pernah kutau, yap tak ada salam, tak ada jabat
tangan, tak ada kata "hai", udah gitu aja. Ternyata penantian ini tak
terbalaskan, ternyata penasaran ini tak membuahkan hasil, tetap sama sejak
awal, tetap aku dan kamu, bukan "KITA"
Inspirasi : Anjelina Rulan Sari
Inspirasi : Anjelina Rulan Sari